Ekonomi KreatifPemerintahanUMKM

Rezeki Ramadhan Buat Para Pedagang takjil, Desa Randupitu membawa berkah.

Menjelang waktu berbuka puasa pada bulan Ramadhan 1443 Hijriah, sejumlah warga berbondong-bondong memadati tepi Jalan tepatnya diperempatan Desa Randupitu.

Ramainya jalan raya tak menyurutkan masyarakat untuk berburu menu berbuka di lapak makanan pingir jalan di sepanjang jalan raya. Satu per satu warga datang silih berganti untuk membeli makanan yang dijajakan pedagang, mulai dari gorengan, pentol, sosis bakar, martabak, sate, dan masih banyak menu lainnya. Tak hanya makanan berat, sejumlah minuman yang dijajakan juga ikut diborong oleh masyarakat yang berburu takjil.
Ramainya pengunjung disambut gembira para pedagang yang ada di sekitarnya.

Memang perempatan Desa Randupitu letaknya strategis, karena jalan raya yg menghubungkan dari 4 desa, dr arah desa kepulungan, arah dari desa wonokoyo, arah dari desa sumberejo dan arah dari desa kemirisewu. Selain itu di Randupitu juga merupakan desa perindustrian jadi banyak karyawan yang beli, tidak hanya karyawan warga sekitarpun tak kalah untuk menikmakti jajanan di pedagang takjil.

Selain di perempatan Randupitu, tempat yang di kunjungi oleh pencari takjil juga berada di Flay Over Jembatan Tol Randupitu, selain jajanan takjil bisa menikmati keasyikan kendaraan dari atas jembatan Tol.

Saat tim Kim Gempar memantau, mbak Isti salah satu warga menyatakan, bahwa Desa Randupitu ini, layak jadi desa Berkah buktinya para pedagang ini laris manis, meski pedagang banyak tapi semua laku, ini buktinya saya beli apa saja ada, sambil senyum guraunya.

Didapatkan pula keakraban penjual dengan menjajakan makanannya.”Iya silakan gorengannya ibu bapak. Masih hangat,” teriak salah satu pedagang gorengan di lokasi.

Saat di konfirmasi salah satu pejabat desa setempat, kegitan ini setiap hari ada, sebelum ramadhan pun juga sudah ramai apalagi ramadhan, kami pun berterima kasih atas kepercayaan pedagang berjualan di desa kami, semoga dengan ramainya kegiatan maka bisa meningkatkan perekonomian di Desa Kami, ungkap Mas Udin.

Hari semakin sore, namun masyarakat terus berdatangan. Tak pelak warga yang ingin singgah sedikit kesulitan mendapatkan tempat parkir untuk kendaraannya.

“Iya sampai sulit gini mau markir,” kata salah satu warga, di lokasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *